SAR GUNUNG HUTAN
http://mppa-cb.blogspot.com/2011/10/sar-gunung-hutan.html
A. TAHAPAN SAR
Ada 5 tahapan dalam Operasi SAR, yaitu :
1.Tahap Kehawatiran (Awarness Stage) adalah
kekhawatian bahwa keadaan darurat diduga akan muncul pada suatu
situasi, termasuk didalamnya penerimaan informasi keadaan daruat dari
seseorang.
2. Tahap
Kesiagaan (Initial Action Stage) Mengumpulkan infomasi-infomasi awal
untuk menyiagakan fasilitas SAR dan untuk mendapatkan informasi lebih
jela antara lain :
a. Mengevaluasi dan mengklasifikasi informasi yang didapat.
b. Menyiapkan fasilitas SAR.
c. Pencarian awal dengan komunikasi.
d. Perluasan pencarian dengan komunikasi.
3.Tahap Perencanaan (Planning Stage) Yaitu
merupakan tanggapan terhadap keadaan yang sebelumnya dan pengembangan
rencana yang efektif antara lain : menunjuk SAR Mission Coodinator,
menentukan posisi paling mungkin dari keadaan dalam luas search area,
dan memilih metode yang terbaik bagi keamanan SRU dan korban.
4.Tahap Operasi (Operasion Stage) Ada 3 tahapan secara umum yaitu :
a. Detection Mode
Pemeriksaan
tempat-tempat yang diduga dilalui korban dan dicurigai keberadaan
Survivor, serta mendeteksi tanda-tanda yang ditemui yang diperkirakan
ditinggalkan Survivor
b. Tracking Mode
Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor.
c. Evacuation Mode
Menyelamatkan dan mengevakuasi korban.
5. Tahap Akhir Misi (Mission Conclusion Stage) Beupa
tahapan evaluasi hasil kegiatan SAR, mengembalikan semua unit SAR dan
Fasilitasnya ke base camp, membuat dokumentasi dan upaya penyiagaan
kembali semua fasilitas SAR.
Komponen-komponen yang mendukung tahapan SAR diatas adalah :
1. Organisasi
2. Fasilitas
3. Komunikasi
4. Emergency Care
5. Dokumentasi
B. ESAR (Explorer Search And Rescue)
Tujuan utama dari ESAR adalah mencapai tempat korban, mengeluarkan korban dari kesulitan dan menyelamatkan korban.
ESAR
sangat berhubungan dengan waktu. Ada 4 faktor yang sangat berhubungan
dengan waktu dan masing-masing saling mempengaruhi, karena poses ini
merupakan sebuah urutan, yaitu :
1. Pencarian korban
Untuk SAR gunung hutan waktu yang diperlukan untuk pencarian biasanya lebih lama.
2. Pencapaian ke korban
Biasanya bergerak setelah posisi korban diketahui. Waktu yang diperlukan lebih sedikit.
3. Penanganan awal korban
Berupa
tindakan penanganan atau perawatan gawat darurat terhadap korban. Tahap
ini tergantung keadaan korban, hal-hal yang akan dialukan untuk PGD
terhadap korban yang meninggal sangat berbeda sekali dengan PGD terhadap
survivor. Penanganan gawat darurat terhadap survivor juga berbeda-beda
tergantung kondisi dan luka survivor.
4. Evakuasi korban
Evakuasi
korban biasanya emerlukan waktun yang kebih singkat. Teknik evakuasi
juga tergantung kepada keadaan korban, apakah dia meninggal atau masih
hidup. Jika masih hidup teknik evakuasinya pun sangan tergantung dengan
keadaan survivor tersebut.
Teknik – teknik pencarian :
1. Penyisiran Area (Type of Grid)
a. System sisir
Contoh
type of grid system sisir adalah 5 KOMPAS 5, maksudnya, angka 5 yang
didepan menunjukan jumlah personel dalam SRU, KOMPAS maksudnya bahwa
patokan yang dipakai untuk arah penyapuan adalah kompas, angka 5 yang
dibelakang menunjukan range jarak antar masing-masing personel adalah 5
meter, jadi luas area sapuan adalah 25 meter. ada juga type of grid yang
berupa 5 SUNGAI , 10 KOMPAS 5 dan lain-lain.
b. Track line
c. Block
2. Metode penyapuan
a. Type I Search (hasty searching)
Merupakan
penyapuan yang tidak resmi yang segera dilakukan terhadap area yang
dianggap paling memungkinkan adanya korban, atau biasanya tipe ini
dinamakan reconnaissance atau pencarian yng terburu-buru. Sasaran dari
tipe ini adalah memperoleh informasi tentang search area
Metode
ini digunakan pada tahap awal pencarian dan setiap saat untuk memeriksa
area yang tidak diyakini tersapu atau untuk melakukan pemeriksaan ulang
tempat – tempat yang sangat memungkinkan.
b. Type II Search (open Grid)
Merupakan
penyapuan yang cepat dan sistematik atas area yang luas dengan metode
penyapuan yang mana akan menghasilkan hasil akhir tertinggi dari setiap
pencari per jam kerjanya. Kriterianya adalah area yang luar dan
efisiensi waktu.
Tipe ini digunakan pada :
1) Tahap awal operasi pencarian terutama bila jangka waktu orang yang hilang untuk bertahan hidup sangat pendek.
2) Situasi
dimana search area luas, tidak ada area khusus yang dapat di
identifikasi, dan jika terbatasnya personel dan tenaga. Biasanya menyapu
denmgan jarak yang lebar dan jumlah personel tim antara 3 hingga 7
orang.
c. Type III Search (Close Grid)
Kriterianya
adalah kecermatan dalam pencarian dengan sistematika yang ketat atas
area yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat. Metode ini digunakan bila :
1) Metode tipe II telah dicoba tetapi gagal atau kemungkinan berhasilnya sangat kecil.
2) Search area sempit dan jumlah personel cukup banyak, biasanya 3 hingga 9 orang per tim.
3) Informasi dan bukti-bukti sangat jelas.
Komentar
Posting Komentar