P3K Alam Terbuka
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Sumber: http://pasmajaya.wordpress.com/category/materi/
I. PENDAHULUAN
Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan,
pantai dll. Kegiatan di alam
terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif
wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan
tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui
keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati
yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata
memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya
yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung,
Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang
kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan
terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang
berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi
korban atau penderita.
Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan,
kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya
dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan,
penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini
memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih
besar.
II. DEFINISI
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama
yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba
datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:
1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara
cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga
akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan
yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk
sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari
suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami.
Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus
diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat
buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah
penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara
dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama
dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi
dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang
pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan
terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam
materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut
kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam
menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1. Pastikan Anda bukan menjadi korban
berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita
menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah
tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang
cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah
sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila
Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh
seluruh anggota.
3. Biasakan membuat cataan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan
waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau
pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila
kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan
untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang
menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari
kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah
untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang
dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan
pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat
membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain
yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut
menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian
pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala
lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah
dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk
korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam
paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak
nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara
terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya
sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali
bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat
tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus
dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban
usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai
saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke
sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban
setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving
dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya
kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM
KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi
dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a.
Pingsan (Syncope/collapse)
yaitu hilangnya kesadaran sementara
karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan
tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
·
Perasaan limbung
·
Pandangan berkunang-kunang
·
Telinga berdenging
·
Nafas tidak teratur
·
Muka pucat
·
Biji mata melebar
·
Lemas
·
Keringat dingin
·
Menguap berlebihan
·
Tak respon (beberapa menit)
·
Denyut nadi lambat
Penanganan
1.
Baringkan korban dalam posisi terlentang
2.
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan
hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4.
Beri udara segar
5.
Periksa kemungkinan cedera lain
6.
Selimuti korban
7.
Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa
nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b.
Dehidrasi
yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami
kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh
melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan
elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai
kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas
yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
Dehidrasi ringan
·
Defisit cairan 5% dari berat badan
·
Penderita merasa haus
·
Denyut
nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang
·
Defisit
cairan antara 5-10% dari berat badan
·
Nadi lebih dari 90x/menit
·
Nadi lemah
·
Sangat haus
Dehidrasi berat
·
Defisit
cairan lebih dari 10% dari berat badan
·
Hipotensi
·
Mata cekung
·
Nadi
sangat lemah, sampai tak terasa
·
Kejang-kejang
Penanganan
1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi
shock
2.
mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4.
Memberantas penyebabnya
5.
Rutinlah minum jangan tunggu haus
c.
Asma
yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
·
Sukar
bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·
Terdengar suara nafas tambahan
·
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·
Irama nafas tidak teratur
·
Terjadinya
perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.
Posisikan ½ duduk
4.
Atur nafas
5.
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d.
Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.
Gejala
·
Kepala terasa nyeri/berdenyut
·
Kehilangan keseimbangan tubuh
·
Lemas
Penanganan
1.
Istirahatkan korban
2.
Beri minuman hangat
3.
beri obat bila perlu
4.
Tangani sesuai penyebab
e.
Maag/Mual
yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
·
Perut terasa nyeri/mual
·
Berkeringat dingin
·
Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk
ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.
Jangan beri makan terlalu cepat
f.
Lemah jantung
yaitu nyeri jantung yang disebabkan
oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
·
Nyeri di dada
·
Penderita
memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
·
Kadang
sampai tidak merespon terhadap suara
·
Denyut nadi tak teraba/lemah
·
Gangguan nafas
·
Mual,
muntah, perasaan tidak enak di lambung
·
Kepala terasa ringan
·
Lemas
·
Kulit berubah pucat/kebiruan
·
Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2.
Istirahatkan
3.
Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang
mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada
orang lain didekatnya)
g.
Histeria
yaitu sikap berlebih-lebihan yang
dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari
perhatian.
Gejala
·
Seolah-olah hilang kesadaran
·
Sikapnya
berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·
Tidak
dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2.
Pisahkan dari keramaian
3.
Letakkan di tempat yang tenang
4.
Awasi
h.
Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh darah di
dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
·
Dari
lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
·
Korban
sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·
Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.
Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan
cuping hidung
4.
Diminta bernafas lewat mulut
5.
Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar
ulangi tindakan Pertolongan Pertama
i.
Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
·
Nyeri pada otot
·
Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.
Istirahatkan
2.
Posisi nyaman
3.
Relaksasi
4.
Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
j.
Memar
yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan
keras.
Gejala
·
Warna kebiruan/merah pada kulit
·
Nyeri jika di tekan
·
Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.
Kompres dingin
2.
Balut tekan
3.
Tinggikan bagian luka
J. Keseleo
yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
·
Bengkak
·
Nyeri bila tekan
·
Kebiruan/merah pada derah luka
·
Sendi terkunci
·
Ada
perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1.
Korban diposisikan nyaman
2.
Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi
pergerakan
4.
Tinggikan bagian tubuh yang luka
k.
Luka
yaitu suatu
keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
·
Terbukanya kulit
·
Pendarahan
·
Rasa nyeri
Penanganan
1.
Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril/plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk
proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing,
bila ada:
o
Keluarkan tanpa menyinggung luka
o
Kasa/balut
steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.
Bekuan
darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l.
Pendarahan
yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu
apa saja. Penghentian darah dengan cara
1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat,
menjahit dll
1.
Fisika:
·
Bila
dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
·
Bila
dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
1.
Kimia: Obat-obatan
2.
Biokimia: vitamin K
3.
Elektrik: diahermik
m.
Patah Tulang/fraktur
yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
·
Perubahan bentuk
·
Nyeri bila ditekan dan kaku
·
Bengkak
·
Terdengar/terasa
(korban) derikan tulang yang retak/patah
·
Ada
memar (jika tertutup)
·
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
·
Terbuka (terlihat jaringan luka)
·
Tertutup
Penanganan
1.
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1. Periksa Gerakan (apakah
bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
2.
Sensasi (respon nyeri)
3.
Sirkulasi (peredaran darah)
a.
Ukur bidai disisi yang sehat
b. Pasang kain pengikat bidai melalui
sela-sela tubuh bawah
c.
Pasang bantalan didaerah patah tulang
d. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping
luka
e.
Ikat bidai
f.
Periksa GSS
Untuk
patah tulang terbuka
1.Buat
pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup
tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan
ikatan V
4.Untuk selanjutnya
ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah
pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan
yang patah
3. mengurangi
rasa sakit
4. Mempercepat
penyembuhan
n.
Luka Bakar
yaitu luka yangterjadi akibat
sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas,
listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai
oksigen
2.
Perhatikan keadaan umum penderita
3.
Pendinginan
·
Membuka pakaian penderita/korban
·
Merendam dalam air atau air mengalir selama 20
atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
1.
Mencegah infeksi
o
Luka
ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o
Penderita dikerudungi kain putih
o
Luka
jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2. Pemberian sedative/morfin 10 mg im
diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih
lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa
dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah,
posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
o.
Hipotermia
yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala
·
Menggigil/gemetar
·
Perasaan melayang
·
Nafas cepat, nadi lambat
·
Pandangan terganggu
·
Reaksi
manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1.
Bawa korban ketempat hangat
2.
Jaga jalan nafas tetap lancar
3.
Beri minuman hangat dan selimut
4.
Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta
banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
·
Mual, muntah
·
Keringat dingin
·
Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2.
Korban diminta muntah
3.
Diberi norit
4.
Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya
lebih baik
p.
Gigitan binatang
gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
·
Cucilah
bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
·
Bila
pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan
kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung
pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi
3, yaitu:
1.
Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem
saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada
korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita
dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya
takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan
Pertama:
1. Telentangkan atau baringkan penderita
dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa
ular tidak semakin cepat
3. Cegah penyebaran bias penderita dari
daerah gigitan
o
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket
dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o
Berikan kompres es
o
Usahakan
penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk
menghilangkan rasa nyeri
4.
Perawatan luka
o
Hindari
kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o
Zat
anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu
pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit
atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama
tidak ada luka di mulut).
5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti
bisa (antifenin)
6.
Perbaikan sirkulasi darah
o
Kopi pahit pekat
o
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7.
Obat-obatan lain
o
Ats
o
Toksoid tetanus 1 ml
o
Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1.
Ada
sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal
dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1.
Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat
antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah
bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
1. Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan
(lintah)
Penanganan
1.
Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air
tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan,
gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat
lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan
gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun
dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
·
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah
sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan
lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping
·
Balutlah
bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan
Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk
mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.
Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang
prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari
bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada
beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada
kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam
alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan
dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
·
Dipondong
: untuk korban ringan dan anak-anak
·
Digendong
: untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
·
Dipapah
: untuk korban tanpa luka di bahu atas
·
Dipanggul/digendong
·
Merayap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita
tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak
boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
·
Dipondong
: tangan lepas dan tangan berpegangan
·
Model membawa balok
·
Model membawa kereta
2. Alat
bantu
·
Tandu permanen
·
Tandu darurat
·
Kain
keras/ponco/jaket lengan panjang
·
Tali/webbing
Persiapan
Yang
perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk
dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi,
pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan
pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu
arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan
penderita yang tidak daolam posisi benar
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini
hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam
Terbuka.
NO
|
Nama Obat
|
Kegunaan
|
1
|
CTM
|
Alergi, obat tidur
|
2
|
Betadine
|
Antiseptik
|
3
|
Povidone Iodine
|
Antiseptik
|
4
|
Neo Napacyne
|
Asma, sesak nafas
|
5
|
Asma soho
|
Asma,sesak nafas
|
6
|
Konidin
|
Batuk
|
7
|
Oralit
|
Dehidrasi
|
8
|
Entrostop
|
Diare
|
9
|
Demacolin
|
Flu, batuk
|
10
|
Norit
|
Keracunan
|
11
|
Antasida doen
|
Maag
|
12
|
Gestamag
|
Maag
|
13
|
Kina
|
Malaria
|
14
|
Oxycan
|
Memberi tambahan oksigen murni
|
15
|
Damaben
|
Mual
|
16
|
Feminax
|
Nyeri haid
|
17
|
Spasmal
|
Nyeri haid
|
18
|
Counterpain
|
Pegal linu
|
19
|
Alkohol 70%
|
Pembersih luka/antiseptic
|
20
|
Rivanol
|
Pembersih luka/antiseptic
|
21
|
Chloroetil (obat semprot luar)
|
Pengurang rasa sakit
|
22
|
Pendix
|
Pengurang rasa sakit
|
23
|
Antalgin
|
Pengurang rasa sakit, pusing
|
24
|
Paracetamol
|
Penurun panas
|
25
|
Papaverin
|
Sakit perut
|
26
|
Vitamin C
|
Sariawan
|
27
|
Dexametason
|
Sesak nafas
|
Sumber : Materi Latihan PP
Ospek. KSR PMI Unit UNSOED
Purwokerto.2006
VII. PENUTUP
Pertolongan
Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun
memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat
mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang
perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang
diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk
sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari
suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami.
Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis
yang berkompeten.
Referensi:
Green
Corps of English, Materi Pendidikan Dasar, DIII Bahasa Inggris UNSOED,
Purwokerto
Korps Sukarela PMI Unit UNSOED, Materi Latihan PP
OSPEK, Purwokerto. 2006
Pra dan Orientasi Shio Ular XX, Pertolongan Pertama
di Alam Terbuka
Wahyu Handoko, Arianto, Aku Seorang Pecinta Alam,
Materi Pendidikan Dasar, Yogyakarta. 1992
Komentar
Posting Komentar